::Part 2::
Bowi diam. Kepalanya menunduk, ada yang bening disudut matanya. Perlahan dia menarik nafas. Bapaknya marah lagi. Bahkan kemarahan kali ini melebihi kemarahan sebelumnya. Dan dia tealh siap menerima resiko yang terburuk, harus pergi dari rumah.
Hari itu seperti biasanya seorang pemuda, dengan dandanan rapih, sedang duduk dalam bus umum menuju kampus. Ditangannya sebuah buku lumayan tebal, harus rela dibolak-balik empunya. Tetapi buku itu kelihatannya terawat dengan baik. Dengan Kaca mata dan buku ditangan tak diragukan lagi dia adalah seorang terpelajar. Itulah Bowi, mahasiswa teknik tingkat dua. Sebenarnya dia tidak terlalu menonjol dalam akademik, tetapi dia mempunyai analis yang kuat dan selalu tepat waktu. Dan yang penting dia itu menyukai tinggal di rumah, selalu hadir ketika orang rumah butuh bantuan.
Namun beberapa bulan ini ketika dia mulai ikut pengajian, tiba-tiba semuanya berubah. Sibuk luar biasa, kuliahnyanya pun mulai keteteran. Untuk semester ini saja, dua mata kuliah yang mendapat nilai dibawah C. Kemana-mana memakai jaket, karena selalu tidur diluar. Bowi tidak lagi serapih dulu. Namun dengan segala kesibukannya, Bowi malah tidak kelihatan capek, terpancar dari sorot matanya keceriaan. Beda dengan sorot matanya dulu.
Awalnya Pak Andi bisa memaklumi dengan keadaan Bowi, tetapi lama kelamaan dia menjadi curiga. Ada Apa dengan Bowi ? Kenapa dia tiba-tiba menjadi sesibuk ini.
to be continued.
To. D-A-M, Semoga cepat sembuh. Tetap semangat.
