PENDEKAR KEHIDUPAN :
Monday, April 19, 2004

 
Ya Allah Musibah Itu...

Ada yang bilang, saya ini orangnya pemalu (perjaka masa lalu), ada benernya juga sich. Lihat saja angka umur saya. Sudah lumayan yach, mendingan kalo umur saya 100 tahun, masih ada cukup untuk hidup, kalo kurang gimana? apalagi kurangnya banyak, huwahahaha...ngeri banget. Ngomong-ngomong soal umur dan kematian, kadang orang suka menghindar yach, karena topik itu sungguh-sungguh tidak menarik. Kecuali mungkin kematian tentara Amerika di Irak, lumayan tuch patut di beritakan, siapa suruh menjajah negeri orang. Betul ngak?

Hidup memang ngak boleh keterlaluan, mendingan yang biasa saja. Kalau mau luar biasa, gunakan terhadap hal-hal yang baik dan benar. Kalo ngak baik dan ngak bener, jangan dech. Faham ngak maksud saya? Begini dech, contoh kasus, sekarang kan musim vcd, jangan mentang-mentang suka zina, di rekam segala, terus disebarin sama orang, jadi saja ketahuan. Di liatin dimana-mana. Keterlaluan dech. Jangan mentang-mentang tuntunan skenario, rambut cewek di botakin, jangan mentang-mentang jaman bebas, setengah telajang datang ke pusat umum, siapa yang ngak ngelirik. Bayangin...dech. Hancur dech skenario bangsa ini.

Tapi memang edan-edanan, bahkan hancur-hancuran bangsa kita ini. Bayangin mentang-mentang bisa ngalahin pengadilan "manusia", sekarang mau jadi penguasa. Mentang-mentang didukung, meskipun invalid ngak bisa jalanin kekuasaan dengan benar, eh jalan lagi nyalonin diri. Gimana nich bangsaku selalu saja dalam keadaan yang tidak menguntungkan.

Apa lagi yach nanti, apakah ada cewek botakin lagi? atau goyang ngebor? atau apa nlagi?. Emang geli kita ini, seolah-olah itu lucu, tapi padahal kejadian semua itu sebagai bagian mengdiskreditkan bangsa ini. Betul ngak sich?

Coba bayangin seandainya, Tuhan mengambil satu urat saja dari pinggang itu atau ngak numbuhin rambut lagi, bisa kelimpungan setengah mati. Jangan berlebihan dech, biasa sajalah. Takut terjadi sesuatu, bisa-bisa ente ngak sempet taubat. Sebelum dihentikan dengan tragis, mendingan berhenti sendiri, tul ngak? maksiat tuch ngak ada ujungnya.
 
PENDEKAR KEHIDUPAN :
Saturday, April 03, 2004

 
Besok Pemilu Yach!

Sebagai orang yang tinggal di Indonesia, secara administratif saya juga kebagian kartu pemilih plus undangan untuk ikut nyoblos. Pemilu yang menghabiskan milyaran bahkan trilyunan "uang rakyat" ini diharapkan sebagai gerbang menuju perbaikan bagi "rakyat" Indonesia. Sengaja saya menggunakan istilah "rakyat", maksud saya adalah rakyat mayoritas Indonesia, siapa mereka itu, tentu saja kaum muslimin. Karena justru kamu minoritas yang jumlahnya kecil saja, menikmati kue yang lebih besar, mereka telah mencapai taraf kesejahteraan secara ekonomi yang lebih di bandingkan mayoritas rakyat Indonesia.

Naiknya kesejahteraan dan kekuatan muslim berarti suatu kemenangan bagi umat Islam seluruh dunia. Karena secara hitungan angka, Indonesia merupakan negara terbesar di seluruh dunia.

Menurut klaim PDS katanya hampir 15 juta rakyat Indonesia telah jadi murtad selama kurun waktu 1956 - 2004. Atau semenjak pemilu tahu 1955. Allohu Akbar, kita banyak kehilangan saudara, mengapa bisa sebanyak itu? karena kita telah di bodohkan, dimiskinkan, di bohongi, dan berbagai cara lainnya sehingga begitu mudahnya saudara kita menjadi kristen.

Menurut hemat saya, lebih baik 15 juta orang itu terbunuh saja semuanya, tidak menjadi kristen, itu artinya kita mendapatkan 15 juta syuhada yang menjadi martir bagi yang lainya. Tetapi dengan jumlah 15 juta yang menyebrang berarti kita kalah dua kali, kehilangan saudara sebanyak 15 juta dan bertambah musuh 15 juta. Jadi double kan? makanya dalam Islam darah orang murtad adalah halal, tentu saja harus melalui berbagai prosedur pengingatan, baru kalau membandel dan malah memusuhi islam, jangan ragu mereka sudah jadi musuh kita. Seperti orang yang di video sedang dibaptis itu lho? masihkah dianggap orang Islam?

Selain dari pemurtadan, program kb juga turut andil mengurangi kuantitas umat islam. Apakah ada hubungannya dengan ketua BKKBN yang ibunya seorang pendeta? Kemudian hancurnya pendidikan umat islam, karena sekjennya masih babehnya pendeta itu?. Bisa saja itu terjadi. Karena bagi mereka segala cara boleh. Menghalalkan segala cara. Jadi bagi mereka yang mau nikah, rencanain yang untuk punya banyak anak. Tentunya dengan perhitungan yang matang.

Siapa yang salah? Adanya musuh adalah sunatulloh. Ada orang beriman dan juga orang yang tidak beriman. Ada kawan dan ada lawan. Itulah hukum alam. Kita justru harus berbenah diri. Kita memiliki Al Quran sebagai pedoman perjuangan. Musuh kita tidak memiliki kitab suci seperti kita ini. Al quran terbukti secara ilmiah isinya adalah benar belaka. Padahal Al Quran itu turun 14 abad yang lalu dimana, pengetahuan manusia masih terbatas. Coba dech buka ini. ::Keajaibanalquran::. Musuh islam ada, justru untuk menghantarkan kita menuju jannah. Menuju kebahagiaan yang sejati. Mengutip kata-kata Osama Bin Laden, "kita ini sedang bermain-main di halaman jannah". Jadi don't worry dengan musuh. Justru sikat habis.

Kembali ke pemilu, saya mempunyai keyakinan kalau perjuangan Islam melalui pemilu, kita mesti belajar dari pengalaman Aljazair, Turki dan sebagainya.Kondisi negara itu hampir sama dengan kita. Negara sekuler dengan mayoritas rakyatnya muslim. Dalam pemilihan meskipun menang tetapi tidak pernah berkuasa. Ketakutan islam berkuasa tidak hanya milik kaum kafir, tetapi juga dari kalangan yang mengaku umat islam sendiri. Sehingga bagi mereka yang merasa cukup sekedar berjuang melalui pemilu, mesti menyadari cara perjuangan yang lain. Penerapan syariat islam bukan berarti menunggu persetujuan umat islam, penerapan syariat adalah suatu konsekwensi yang mesti dilaksanakan ketika kita mengaku sebagai umat islam. Seperti halnya gula dengan manisnya, islam dan kewajiban menjalankan syariat islam adalah suatu hal yang beriringan. Mau sedikit, mau tidak setuju, syariat mesti tegak.

Pemilu besok dijadikan ambisi dari musuh kita, untuk berkuasa di tanah milik Allah ini. Mereka menargetkan ketua partainya jadi presiden. Dengan dukungan dana dan dunia internasional, tidaklah mustahil cita-cita mereka itu. Jika kita sekedar bertujuan menginginkan pemerintahan yang lebih baik, boleh lah dipilih partai yang amanah. Tetapi perjuangan melalui parlemen sifatnya temporer dan bisa saja menghabiskan energi. Ibarat orang sakit, makan obat warung, hanya sekedar meredakan sakit, sementara penyakit umat islam sudah kronis, butuh operasi yang besar, bibit "P" nya musti di berantas habis. Barulah negara yang baldatun thoyibatun wa robbul goffur akan tercapai. Ya, sambil menunggu operasi yang besar, lumayanlah minum obat, untuk menghilangkan rasa sakit sedikit. Kita coba pakai "puyer" obat sakit, yang ditawarkan rekan-rekan kita, tunggu hasilnya. Tapi jangan salah pilih obat, takut ada kontra indikasi. OD malah nantinya.
Tetapi bodoh jika tidak berupaya mau sembuh sama sekali, artinya berobat tidak dan mempersiapkan operasi tidak. Mau apa mereka itu?

So, bagaimana anda besok? terserah anda. Anda toch berhak memilih?
 
PENDEKAR KEHIDUPAN :
Thursday, April 01, 2004

 
Menghindari DB

1.pelajari dan kenali berbagai jenis penyakit dan gejalanya. Libby terkena demam berdarah dan kami sudah terlambat untuk membawanya ke rumah sakit. Jika anak-anak kita, atau kita sendiri panas selama dua hari berturut-turut, lebih baik langsung ke dokter dan minta periksa darah. Minta sekalian periksa darah untuk dengue rapid karena kadang-kadang trombosit-nya masih 200.000 (batas normal adalah 150.000-400.000) tetapi sebenarnya sudah terkena virus dengue. Jika dokter menyatakan thypus atau radang tenggorokan, atau flu biasa, lebih baik cari second opinion dari dokter yang lain.

2. Sampai meninggalnya Libby, tidak timbul bercak-bercak merah di sekujur tubuhnya, tidak mimisan, tidak muntah darah. artinya symptom dengue sudah tidak khas. Salah satu cara termudah untuk mendeteksi dini DBD adalah dengan menekan salah satu kuku ibu jari, kemudian lihat apakah
permukaan yang putih ketika ditekan langsung kembali merah. karena DBD
menyebabkan darah agak mengental sehingga ketika selesai dipencet, biasanya kuku yang terkena DBD agak lambat kembali merahnya. Raba denyut nadi, penderita DBD biasanya denyut nadinya agak lemah.

3. Pantau terus kondisi pasien jika sudah positif DBD, kadang-kadang beberapa rumah sakit mencek darah hanya sehari sekali, minta pengecekan dilakukan 6jam sekali. Jika trombosit sudah mulai memasuki 30.000, tanya dan siapkan beberapa teman dan keluarga yang memiliki darah yang sama dengan penderita untuk berjaga-jaga jika tranfusi darah dibutuhkan karena saat ini sulitmendapatkan persediaan darah.

4. Pakaikan mosquito repellent pada anak-anak kita di waktu siang untukmenjaga gigitan nyamuk aedes aegepty.

5. Jika anak sakit, tinggalkanlah urusan kantor atau urusan apa pun, keluarga jauh lebih penting daripada apa pun di dunia ini, anda akan menyesal seumur hidup jika mengalami apa yang saya alami.

6. Setelah semua usaha kita lakukan, pasrahkan semua kepada Tuhan YME karena bagaimana pun kita berusaha jika Tuhan berkehendak lain, maka tidak ada yang dapat menghalangi keputusanNya. Pasrah dan rela terhadap apa pun keputusan Tuhan.
 

N. Ali Akbar/Male/26. Lives in Indonesia/west java/bandung, speaks Indonesian and English. Eye color is black. I am average looking. I am also ambitious. My interests are shorinji kempo/reading.
This is my blogchalk:
Indonesia, west java, bandung, Indonesian, English, N. Ali Akbar, Male, 26, shorinji kempo, reading.

My Feel today: The current mood of n3ndy at www.imood.com

Brown Belt WSKO (World Shorinji Kempo Organization)

"If all the trees in the earth were pens, and the sea, with seven more seas to replenish it (with ink), the Words of Allah would never end. Allah is the Almighty, the Wise" (QS Lukman : 27)

This page is powered by Blogger