Besok Pemilu Yach!
Sebagai orang yang tinggal di Indonesia, secara administratif saya juga kebagian kartu pemilih plus undangan untuk ikut nyoblos. Pemilu yang menghabiskan milyaran bahkan trilyunan "uang rakyat" ini diharapkan sebagai gerbang menuju perbaikan bagi "rakyat" Indonesia. Sengaja saya menggunakan istilah "rakyat", maksud saya adalah rakyat mayoritas Indonesia, siapa mereka itu, tentu saja kaum muslimin. Karena justru kamu minoritas yang jumlahnya kecil saja, menikmati kue yang lebih besar, mereka telah mencapai taraf kesejahteraan secara ekonomi yang lebih di bandingkan mayoritas rakyat Indonesia.
Naiknya kesejahteraan dan kekuatan muslim berarti suatu kemenangan bagi umat Islam seluruh dunia. Karena secara hitungan angka, Indonesia merupakan negara terbesar di seluruh dunia.
Menurut klaim PDS katanya hampir 15 juta rakyat Indonesia telah jadi murtad selama kurun waktu 1956 - 2004. Atau semenjak pemilu tahu 1955. Allohu Akbar, kita banyak kehilangan saudara, mengapa bisa sebanyak itu? karena kita telah di bodohkan, dimiskinkan, di bohongi, dan berbagai cara lainnya sehingga begitu mudahnya saudara kita menjadi kristen.
Menurut hemat saya, lebih baik 15 juta orang itu terbunuh saja semuanya, tidak menjadi kristen, itu artinya kita mendapatkan 15 juta syuhada yang menjadi martir bagi yang lainya. Tetapi dengan jumlah 15 juta yang menyebrang berarti kita kalah dua kali, kehilangan saudara sebanyak 15 juta dan bertambah musuh 15 juta. Jadi double kan? makanya dalam Islam darah orang murtad adalah halal, tentu saja harus melalui berbagai prosedur pengingatan, baru kalau membandel dan malah memusuhi islam, jangan ragu mereka sudah jadi musuh kita. Seperti orang yang di video sedang dibaptis itu lho? masihkah dianggap orang Islam?
Selain dari pemurtadan, program kb juga turut andil mengurangi kuantitas umat islam. Apakah ada hubungannya dengan ketua BKKBN yang ibunya seorang pendeta? Kemudian hancurnya pendidikan umat islam, karena sekjennya masih babehnya pendeta itu?. Bisa saja itu terjadi. Karena bagi mereka segala cara boleh. Menghalalkan segala cara. Jadi bagi mereka yang mau nikah, rencanain yang untuk punya banyak anak. Tentunya dengan perhitungan yang matang.
Siapa yang salah? Adanya musuh adalah sunatulloh. Ada orang beriman dan juga orang yang tidak beriman. Ada kawan dan ada lawan. Itulah hukum alam. Kita justru harus berbenah diri. Kita memiliki Al Quran sebagai pedoman perjuangan. Musuh kita tidak memiliki kitab suci seperti kita ini. Al quran terbukti secara ilmiah isinya adalah benar belaka. Padahal Al Quran itu turun 14 abad yang lalu dimana, pengetahuan manusia masih terbatas. Coba dech buka ini. ::
Keajaibanalquran::. Musuh islam ada, justru untuk menghantarkan kita menuju jannah. Menuju kebahagiaan yang sejati. Mengutip kata-kata Osama Bin Laden, "kita ini sedang bermain-main di halaman jannah". Jadi don't worry dengan musuh. Justru sikat habis.
Kembali ke pemilu, saya mempunyai keyakinan kalau perjuangan Islam melalui pemilu, kita mesti belajar dari pengalaman Aljazair, Turki dan sebagainya.Kondisi negara itu hampir sama dengan kita. Negara sekuler dengan mayoritas rakyatnya muslim. Dalam pemilihan meskipun menang tetapi tidak pernah berkuasa. Ketakutan islam berkuasa tidak hanya milik kaum kafir, tetapi juga dari kalangan yang mengaku umat islam sendiri. Sehingga bagi mereka yang merasa cukup sekedar berjuang melalui pemilu, mesti menyadari cara perjuangan yang lain. Penerapan syariat islam bukan berarti menunggu persetujuan umat islam, penerapan syariat adalah suatu konsekwensi yang mesti dilaksanakan ketika kita mengaku sebagai umat islam. Seperti halnya gula dengan manisnya, islam dan kewajiban menjalankan syariat islam adalah suatu hal yang beriringan. Mau sedikit, mau tidak setuju, syariat mesti tegak.
Pemilu besok dijadikan ambisi dari musuh kita, untuk berkuasa di tanah milik Allah ini. Mereka menargetkan ketua partainya jadi presiden. Dengan dukungan dana dan dunia internasional, tidaklah mustahil cita-cita mereka itu. Jika kita sekedar bertujuan menginginkan pemerintahan yang lebih baik, boleh lah dipilih partai yang amanah. Tetapi perjuangan melalui parlemen sifatnya temporer dan bisa saja menghabiskan energi. Ibarat orang sakit, makan obat warung, hanya sekedar meredakan sakit, sementara penyakit umat islam sudah kronis, butuh operasi yang besar, bibit "P" nya musti di berantas habis. Barulah negara yang baldatun thoyibatun wa robbul goffur akan tercapai. Ya, sambil menunggu operasi yang besar, lumayanlah minum obat, untuk menghilangkan rasa sakit sedikit. Kita coba pakai "puyer" obat sakit, yang ditawarkan rekan-rekan kita, tunggu hasilnya. Tapi jangan salah pilih obat, takut ada kontra indikasi. OD malah nantinya.
Tetapi bodoh jika tidak berupaya mau sembuh sama sekali, artinya berobat tidak dan mempersiapkan operasi tidak. Mau apa mereka itu?
So, bagaimana anda besok? terserah anda. Anda toch berhak memilih?