PENDEKAR KEHIDUPAN :
Saturday, February 05, 2005

 
NEW JOB

Setelah lulus kuliah tahun 2001 dua bulan kemudian dapat kerja di sebuah perusahaan fotogrametry sebagai seorang operator. Tugas saya adalah mendigit foto udara menjadi sebuah peta, peta ini nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk peta dasar. Petanya sangat detil karena menggunakan peta resolusi tinggi. Betapa senangnya saya waktu itu, bayangkan tiba-tiba dari seorang yang tidak punya duit mendapat gaji dengan standar yang lumayan, namun sayang saya akhirnya tiga bulan kemudian saya mesti jadi job seeker lagi, karena cuma tiga bulan kontraknya dan tidak diperpanjang lagi. Akhirnya mulailah perjuangan itu. Coba-coba merantau ke Jakarta dan juga kurang lebih tiga bulan lebih bertahan di kota ini. Tadinya berharap sekali ada yang berbaik hati memberi sedikit kerjaan dan sekalian numpang tidur, namun semua bayangan dan harapan itu musnah seketika, karena boro-boro diterima dengan baik malahan kena sentilan yang sangat mengena di hati. Kadang waktu itu berpikir sungguh tidak adil nasib yang saya jalani, namun mau tidak mau kenyataan pahit itu mesti diterima. Saya berpikir waktu itu ternyata saya benar-benar hidup sendirian sedikit pun bantuan saudara susah diperoleh untuk mendapatkan sebuah kerjaan. Perih juga sich gelar sarjana yang saya peroleh selama 6 tahun kuliah ternyata tidak mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Saya tidak putus asa karena ada semacam keyakinan suatu saat saya pasti mendapatkan sebuah pekerjaan yang baik. Hari berganti hari, seminggu pun terlampaui, sebulan dan akhirnya cukup tiga bulan saya tinggal di Jakarta dan kemudian balik ke Bandung. Di sini pun sama saya mengandalkan hidup dari teman-teman. Kebetulan teman mempunyai usaha, akhirnya saya pun jadi pekerja freelance di warnet sebagai penunggu warnet. Lumayan di cukup-cukupin buat makan, karena saya tidak mendapat subsidi dari orang tua.

Selama hidup di warnet ini banyak sekali memori di kepala saya. Harapan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak tetap selalu ada, melamar kemana-mana tetapi tetap saja selalu gagal. Namun kekuatan untuk selalu mencoba terus selalu dipupuk berkat dorongan seseorang yang membuat saya selalu kuat. Saya dengan dia berbagi kasih, semangat dan tawa serta deraian air mata. Waktu itu ketika masih di Jakarta saya mengirimkan sebuah lamaran untuk menjadi seorang editor geografi di kota Bandung, ajaib memang baru hampir setahun (2003) kemudian saya dipanggil, test dan langsung di tawaran kerja. Pekerjaan itu agak jauh dari pendidikan saya yang seorang sarjana teknik. Sebenarnya waktu itu saya juga sedang menjalani test di seuah bank swasta di Jakarta, namun berkaca dari pengalaman gagal di waktu sebelumnya akhirnya saya memilih yang pasti, pekerjaan editor pun saya mulai.

Selama bekerja di sini tak putus saya untuk mencoba test di beberapa instansi tetapi selalu saja saya gagal. Tidak terasa hampir satu tahun setengah saya bekerja sebagai editor, selaam ini pula saya telah mengedit buku sebanyak 10 buah. Lumayan banyak bagi seorang editor yunior. Alhamdullilah juga sejak akhir tahun 2004 saya diangkat menjadi seorang kepala divisi. Namun selain itu banyak juga yang menimpa dalam kehidupan saya. Kepedihan tak terperikan ketika penyemangat dan spirit hidup saya ternyata tidak pernah bisa kontak kembali. Seperti dulu lagi perasaan sendiri kembali menghinggapi hidup saya. Akhirnya di akhir tahun 2004 ada sebuah lowongan saya pun mencoba ikut daftar, akhirnya saya pun diterima. Alhamdullilah saya akhirnya dapat bekerja sesuai bidang kuliah dulu. Beberapa tahun lalu saya meninggalkan Jakarta dengan luka seperti prajurit kalah perang. Sekarang saya akan datang meskipun ada sedikit luka saya akan datang dengan kemenangan. Semoga saya sukses dalam pekerjaan yang insya Allah beberapa bulan lagi akan saya jalani. Seribu harapan dan cita-cita menggayuti perasaan saya saat ini. Semoga saya mampu meraih semua harapan saya itu.

Hidup memang perjuangan, dan sepertinya perjuangan hidup tidak mengenal kata akhir, karena setiap perjuangan dimulai setiap hari.

Mari kita sama-sama berjuang demi hidup dan kehidupan itu sendiri......dan Demi Allah Yang Mahakuasa.
 
PENDEKAR KEHIDUPAN :
Friday, February 04, 2005

 
GOLOK

Sudah lama saya menginginkan sebuah senjata tajam, baik itu sebilah pisau, golok, atau apapun itu yang penting senjata tajam. Saya suka senjata semacam ini. Seneng saja lihat bentuknya....sangat jantan. Kadang membayangkan bagaimana jaman dulu orang-orang berpakaian tradisional dan tidak lupa selalu terselip sebilah pedang di pinggangnya. Coba saja lihat di film-film yang bercerita masa lalu. Kalau orang sunda mungkin dengan baju pangsi hitam dan golok pendek, yang berukuran kira-kira 30-50 senti. Golok ini digunakan orang-orang dulu sebagai aksesoris dan barang multi fungsi. Bisa dipakai untuk motong kayu bakar, dan kebutuhan lainnya. Dan fungsi yang lain adalah untuk menjaga diri. Baik dari gangguan binatang juga dari gangguan manusia itu sendiri.

Akhirnya keinginan saya terkabul juga, waktu peluncuran kalender sunda kemarin saya membeli sebilah golok buatan baduy. Dengan pegangan dari kayu dan panjang kira-kira 30-40 cm. Ketajamannya lumayan. Karena akan sangat aneh jika saya selalu membawa-bawa golok ini, akhirnya saya masukan saja ke lemari. Koleksi senjata tajam saya yang pertama.

Kapan-kapan saya juga ingin sebuah samurai asli jepang atau pedang damaskus yang terkenal sebagai pedangnya orang-orang Arab.

 

N. Ali Akbar/Male/26. Lives in Indonesia/west java/bandung, speaks Indonesian and English. Eye color is black. I am average looking. I am also ambitious. My interests are shorinji kempo/reading.
This is my blogchalk:
Indonesia, west java, bandung, Indonesian, English, N. Ali Akbar, Male, 26, shorinji kempo, reading.

My Feel today: The current mood of n3ndy at www.imood.com

Brown Belt WSKO (World Shorinji Kempo Organization)

"If all the trees in the earth were pens, and the sea, with seven more seas to replenish it (with ink), the Words of Allah would never end. Allah is the Almighty, the Wise" (QS Lukman : 27)

This page is powered by Blogger