GEOMEKANIKAKondisi geologis Indonesia yang terletak di antara tiga lempeng tektonik selain rentan terhadap bahaya geologi tetapi juga mempunyai keuntungan yang memungkinkan menjadi tempat terbentuknya berbagai jenis mineral logam yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Salah satu sektor pertambangan logam yaitu pertambangan emas. Kebanyakan emas terdapat dalam urat-urat kuarsa yang terbentuk melalui proses hidrotermal, dan sering bersama-sama pirit dan mineral-mineral sulfida yang lain, telurid perak-emas, skhelit dan turmalin. Bila urat-urat mengandung emas melapuk, maka emas-emas akan terpisah dan kemudian mengendap sebagai deposit eluvial, atau terangkut oleh aliran air dan emngendap di suatu tempat sebagai deposit letakan (placer deposit), bersama-sama pasir atau kerikil-kerakal. Manfaat logam emas yaitu untuk perhiasan, instrumen-instrumen saintifik, lempengan elektrode, pelapis gigi, dan emas lantakan. Tulisan ini lebih difokuskan terhadap tinjauan geomekanika dan penguatan urat kuarsa sebagai endapan primer emas.
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi bahan tambang terus dikembangkan di seluruh wilayah negara Indonesia. Melalui berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pemerintah Indonesia berupaya untuk menggarap sektor pertambangan, juga tentunya melibatkan pihak swasta nasional dan swasta asing karena sektor pertambangan merupakan bidang usaha yang berisiko tinggi serta padat modal. Mineral-mineral logam itu ditambang dengan dua sistem penambangan yaitu tambang terbuka maupun tambang bawah tanah. Dari kedua sistem tambang ini dikembangkan berbagai metode penambangan. Kenyataan di lapangan terdapat berbagai kendala yang mesti dihadapi. Salah satunya ketidakstabilan dari urat kuarsa sehingga membutuhkan penyanggaan (penguatan). Di dalam masalah penguatan ini sangat erat kaitannya dengan kondisi geologi (geomekanika) dari batuan sekitarnya. Untuk itu perlu dikaji lebih dalam masalah geoteknik dari batuan atau vein sebagai tubuh dari mineral yang akan dietraksi. Perencanaan tambang kadang mengalami hambatan karena kemajuan siklus produksi bijih dalam tambang menjadi lebih lambat daripada waktu yang direncanakan. Salah satu faktor penghambatnya ialah karena kondisi geoteknik stope yang kurang menguntungkan. Stope ialah lubang bukaan yang memanjang secara horisontal mengikuti arah bidang strike urat kuarsa di dalam tambang bawah tanah sebagai tempat berada dan diambilnya bijih atau urat kuarsa. Kondisi yang terlihat berupa terjadinya runtuhan-runtuhan (overbreaks) umumnya di atap dan sebagian lain di dinding stope yang sangat mengganggu kestabilan dan keamanan stope. Dampaknya, kegiatan pengambilan bijih atau urat kuarsa di dalam stope menjadi terganggu pula.
Oleh karena itu dengan memperhatikan kendala tersebut, monitoring harian kondisi geoteknik dan mengajukan alternatif perkuatan atau penyanggaan di dalam stope dan seluruh konstruksi tambang. Tujuannya untuk menciptakan kestabilan, keamanan dan kelancaran siklus produksi tambang. Aplikasi ilmu geoteknik di dalam pekerjaan tambang bawah tanah dan diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk perkembangan penelitian selanjutnya di masa depan.