PENDEKAR KEHIDUPAN :
Thursday, October 05, 2006

 
CERITA DI PAGI HARI

Pagi yang sepi, sang surya pun malas menampakkan diri, kabut tebal menyelimuti kota kecil ini. Selimut makin rapat menutupi tubuhku. Masih pagi pikirku.
"Dugh...dugh...weuyyy...bangunnnnnn...". "Sialan....!"Gumamku. "Ya...!" itu yang keluar dari mulutku. Malas-malasan aku bangun. Kulihat jam 7.40 WIB, kusingkap tirai jendela, ternyata sudah siang. Bergegas aku mandi.

Perjalanan ke kantor kutempuh hanya dalam waktu kurang 10 menit. Disambil ngobrol terasa waktu itu sangat singkat. Waktu hampir masuk gerbang kantor, tiba-tiba keluar seorang wanita berjilbab. "Kang..aku pamit dulu, salam ya buat teman-teman", Kata dia sambil masuk ke mobil jemputan yang sudah menunggu. "Iya...hati-hati di jalan ya!",Timpalku. Sambil melambai tangan mobilku pergi."Wanita berani..", Pikirku.

Kuhampiri mejaku, mataku tertuju ke sebuah bungkusan plastik. Namun tak kuhiraukan sama sekali. Kuambil hp di saku bajuku, aku mesti sms ke dia, sekedar mendorong semangatnya. "Hati-hati ya Bu. Selamat mempersiapkan kelahiran anak saja. Ditunggu kabar baiknya". Pesan telah sampai pun berbunyi. "Maakasih kang, maaf kang sy blm bisa cr tambahan u dedenya kang, salam u smua..", Balasnya. Wah apapula pesan dia ini. Kuamati kembali bungkusan plastik itu, ternyata ada selembar kertas dibawahnya. Ada sebuah pesan,"Kang maaf saya belum sempat bungkus kado ini. Buat Dede Akang..". Aku terdiam. "Wah surprise banget. Terima kasih ya", Aku sms dia kembali.

Sebuah kado buat anakku. Hatiku tersentuh, hati seorang perempuan, hati seorang ibu, sungguh halus. Bagiku ini sebuah kilauan kesejukan di kantorku, yang sangat gersang dengan sentuhan manusiawi. Sebuah tetes air di sebuah kantor yang kering sentuhan halus seperti itu. Ternyata disini masih ada manusia yang peduli. Aku malu dengan diriku sendiri. Aku mesti lebih sabar. Masih teringat kata-kata pertama "bos" ketika aku kembali dari cuti. "Kamu jangan tidak masuk kantor, karena alasan yang tidak jelas, nanti yang lain ikut-ikutan seperti kamu". Kata "bos" waktu pertama masuk kerja. Hampir dua minggu aku cuti, untuk mengurus persalinan itu. Jangankan ucapkan selamat, malah kata-kata yang tidak pantas yang keluar dari "bos" itu. Jauh bumi dan langit. Bagaikan siang dan malam. Pegawai rendahan mungkin lebih beretika dibanding orang di posisi atas. Wallahu alam.

"Saya dikasih cuti melahirkan dua minggu, setelah dua minggu saya disuruh balik kesini. Suami kamu jaga bayi atau nanti keluar kerja dan boyong sekalian kesini"."Kamu ini dari awal sudah bikin masalah, sudah menikah, punya anak". "Saya kan punya rujukan dokter, kalau saya harus cuti untuk melahirkan selama tiga bulan,"Kata dia. "Itu kalau kamu P, kamu sekarang masih C, coba kamu ganti surat dokternya. Disitu tidak boleh ditulis P harus C". Dan masih banyak kata-kata lain yang tidak pantas diucapkan oleh "bos" yang bergelar haji. Dia bercerita dengan kata-kata yang datar dan tidak minat dikasihani. "Dua minggu.." Aku saja mengurus istriku selama dua minggu waktu selesai melahirkan. Bagaimana repotnya dia, istriku melahirkan normal. Dua minggu, jangankan bisa kerja, untuk jalan saja susah. Apalagi dia, yang sudah divonis dokter kemungkinan harus sesar, bisakah pulih secepat itu. Istriku pegawai swasta dan status kontrak, perusahaan profit berani memberikan waktu tiga bulan cuti. Statusnya hampir sama dengan C di kantor pelayanan publik tempatku dan dia kerja. Mungkin disinilah, awalnya kemunduran bangsa ini. Karena pendekatan kekuasaan yang dikedapankan, bukan pendekatan hati dan manusiawi.

Akhirnya dalam obrolan itu, kita sebagai sesama teman memberikan dorongan moral, supaya dia tegar, dan melupakan kata-kata itu. "Bu, cuti saja sesuai dengan keterangan dokter. Jangan takut, anak adalah segalanya, resiko kerjaan paling di pecat. Tapi itu tidak mungkin, Bu". "Tenang saja, kami mendoakan ibu semoga semuanya berjalan lancar".

"Apa nih, kok ada bungkusan plastik di mejaku"."Siapa yang nyimpan disini?". Teman di sebelahku ribut, aku tersadar dari lamunanku. "Coba ada kertas gak dibawahnya..." Timpalku. "Mas, ini kado buat anaknya yang akan lahir, selamat ya,". Sebuah pesan tertulis disitu.

Subhanallah.
 

N. Ali Akbar/Male/26. Lives in Indonesia/west java/bandung, speaks Indonesian and English. Eye color is black. I am average looking. I am also ambitious. My interests are shorinji kempo/reading.
This is my blogchalk:
Indonesia, west java, bandung, Indonesian, English, N. Ali Akbar, Male, 26, shorinji kempo, reading.

My Feel today: The current mood of n3ndy at www.imood.com

Brown Belt WSKO (World Shorinji Kempo Organization)

"If all the trees in the earth were pens, and the sea, with seven more seas to replenish it (with ink), the Words of Allah would never end. Allah is the Almighty, the Wise" (QS Lukman : 27)

This page is powered by Blogger