Manusia-manusia tambangNafsu hewani yang menguasai jiwa-jiwa yang tidak pernah puas. Menebas hutan rimba, mencangkul gunung, menggali bumi, menyedot laut, memenuhi saku-saku baju yang tidak pernah penuh isinya. Apa gerangan yang engkau belum miliki? Lebih banyak yang kau
ambil lebih banyak yang diinginkan. Bayi-bayi dengan perut busung lapar dan orang-orang pinggiran yang tidak berpendidikan menonton aksi rakus manusia-manusia yang gagah perkasa menghancurkan wajah bumi. Apa gerangan yang engkau cari? Kemana larinya sari pati bumi yang engkau ambil dari kami, kenapa keadilan tidak pernah kita miliki bersama. Kemakmuran bersama hanyalah impian-impian di siang bolong dan puisi-puisi cempreng orang-orang yang duduk dengan dasi panjang. Kemakmuran adalah milik-milik mereka yang punya kedudukan di pemerintahan. Seperti yang ada di koran yang dibaca hingga lusuh oleh tukang-tukang beca sambil menunggu penumpang di depan perumahan.
Di suatu tempat yang tenang, seorang mahasiswa muda membaca buku Geologi Struktur, Stratigrafi, Mineralogi, Petrologi, Sedimentologi, Perminyakan, Pertambangan, dan puluhan ilmu lainnya. Beratus tugas kuliah dia kerjakan dengan tekun. Cas-cis-cus dia pun dalam Bahasa Inggris. IPK 3,5 dari skala 4 pun dia raih, koneksi ayahnya pun menanti. Manusia macam begini hanyalah mesin kapital dibalik kacamata tebal dan wajah yang lugu. Mesin yang tidak henti-hentinya menggaruk, karena seperti ribuan teman lainnya dia lupa membaca buku kemanusiaan yang tebalnya tidak setebal buku Sam Bogs. "Bumi adalah amanah dari Yang Maha Kuasa kepada manusia untuk dijaga dan dipelihara, dan dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia".