PENDEKAR KEHIDUPAN :
Saturday, March 27, 2004

 
Senyum

Dingin angin menusuk kulit, yang berbalut jaket lusuh. Kaca mata minus menghiasi wajah sederhana itu. Senja beringsut pergi, malam pun tergopoh-gopoh menggantikannya. Kebisingan pun pelan-pelan memudar, di gantikan suara alam yang sunyi, ada perasaan mencekam menghantui Andi. Sudah hampir dua jam dia duduk di depan komputer itu. Rasa resah kembali datang menginggapinya. Seperempat abad lebih dia jalani hidup ini.

"Mas, ibu sudah cukup tua, ibu sanat berharap dapat meminang cucu dari Mas" kata sang Bunda lembut. "Iyach Mah, Mas sudah memikirkan untuk itu" jawabnya pelan "Insya Allah , minta doanya saja". Memikirkan? seperti orang memikirkan bagaimana suapay a tidru nyenyak, tentu saja jangan banyak pikiran, atau jangan dipikirkan.

"Hey, Ndi, kapan loe nyusul gue? Ach loe, masa sich ngak ada yang mau sama loe. Wajah loe ngak jelek-jelek amat kok, masih ada yang mau sama loe, atau gw mau cariin?" cerocos Monang, bagaikan berondongan suatu ketika."Iyach, gimana kabar adekku? baek-baekkan?" jawab Andi,"Ach loe jangan maen-maen sama adek gw, awas yach" jawab Monang sedikit berang. Andi pun cuma tertawa.

"Pak Andi, kapan atuh mau menyusul teman-teman yang lain"Tanya Pak Ustad."Insya Allah, Pak. Secepatnya" Jawab Andi lirih. "Amin..Ya Allah" Sambung Pak Ustad."Pak, jangan khawatir, rejeki ditanganNya, yang penting Bapak memiliki niat yang benar dan mantap, Insya Allah rejeki bisa sambil jalan. Jangan khawatir, jangan pernah sangsi dengan nikmatNya. Allah maha pemberi kepada umatNya. Sekarang mungkin Pak Andi merasa belum siap secara ekonomi, tetapi yang penting Pak Andi ada penghasilan dulu" Lanjut Pak Ustad panjang lebar."Iyach, Pak". "Bagaimana kalau Bapak tunggu supaya Pak Andi mulai memikirkan hal itu, dan mulai menyiapkan segalanya. Ketika sudah bulat datang kembali kepada Bapak, kita bicara nanti. Insya Allah Bapak bisa pertemukan dengan akhwat yang telah siap untuk memasuki jenjang itu" sambung Pak Ustad lagi."Insya Allah, Pak. Suatu saat saya akan datang kepada Bapak. Saya minta doanya saja, semoga saya dapat menjelangnya dengan penuh barakah" jawab Andi dengan bijak.

Pikiran Andi kembali berputar, semua omongan mereka adalah benar. Pernikahan adalah suatu kejadian yang mau tidak mau mesti di lewati. Sebagai manusia normal kebutuhan untuk diikat dalam lembaga pernikahan adalah suatu kebutuhan. Kalau tidak, kehidupan dia tentunya tidak akan berjalan normal. Banyak ibadah yang tidak bisa dijalankan sendiri, membutuhkan kehadiran seorang perempuan. Kehadiran seseorang itu tentunya tidak bisa hadir begitu saja dalam kehidupan kita, ada semacam proses dan ritual yang mesti dilalui.

Banyak pernikahan yang kandas, hanya seumur jagung, padahal sebelumnya mereka telah bersumpah setia dan menyatakan bahwa mereka saling cinta. Bahkan ketika sebelum pernikahan mereka yakin bahwa itu cinta yang tulus tanpa motif apapun. Tapi buktinya? Tetap saja kandas. Apakah ini berarti bahwa cinta saja tidak cukup? Ada hal-hal lain yang justru tidak mereka temukan ketika mulai jatuh cinta satu sama lain? Apakah yang menjadikan suatu pernikahan langgeng, yang justru dari hari ke hari makin dalam cinta di antara mereka. Apakah hal itu?

Cinta saja memang tidak cukup. Apakah itu materi? kecantikan? ketampanan? jabatan?. Pikiran Andi bergolak. Bukan...semua itu. Lalu apa?

Ibarat orang sedang melakukan perjalanan. Sebelum dia melangkah harus ditetapkan dulu tujuannya. Sejauh apakah? mau kemanakah? berapa lama?. Ada kemungkinan orang yang menikah dan kemudian kandas, adalah salah dalam menetapkan tujuan. Kita tidak tahu tujuan apa mereka itu menikah. Seandainya menikah hanya untuk mendapatkan kegadisan wanita itu saja. Ketika cerai dua hari kemudian pun tidak menjadi masalah. Toch malam pertama telah lewat, dan kegadisan pun telah didapat. Ada yang lebih parah lagi seandainya keduanya tanpa tujaun yang jelas, akhirnya mereka gagap, panik dan akhirnya hancurlah hubungan mereka.

Begitu pentingnya orientasi atau tujuan pernikahan ini. Akan menentukan keberhasilan rumah tangga itu. Apakah tujuan yang benar dalam pernikahan?

"Menikah adalah bersatunya dua jiwa, tujuannya adalah untuk beribadah kepadaNya, ibadah itu tiada lain untuk mengharapkan ridho Allah" Kata Pak Ustad suatu hari."Yang namanya ibadah adalah suatu bentuk kewajiban yang terus menerus, artinya baru lepas kewajiban beribadah itu, ketika nyawa lepas dari raga, seandainya itu yang jadi tujuan, pernikahan akan menjadi suatu sarana untuk mencurahkan segenap pikiran dan tenaga untuk dipertahankan. Tetapi seandainya mesti berpisah juga, itu semata-mata takdir darinya, bukan lagi karena hal-hal yng sepele. Suami dan Istri akan menghormati posisinya masing-masing, karena mereka tahu bahwa dipersatukannya mereka adalah untuk tujuan yang sangat mulia. Sehingga akan itikad kuat dari mereka untuk mempertahakan lembaga pernikahan yang mereka bangun. Dari sikap itu akan timbul jiwa-jiwa yang menerima baik kelebihan maupun kekurangan masing-masing." Pak Ustad bicara panjang lebar.

Malam pun semakin sunyi. "Ya Allah, saya telah berniat, mohon tunjukkan jalan, ampunilah seandainya dalam niat ini, ada hal-hal yang salah. Kabulkan niat kami" gumam Andi."Semilir angin sampaikan kepada dia, aku sungguh-sungguh, hingga senyum akan terukir di bibir kita".

 
PENDEKAR KEHIDUPAN :
Thursday, March 25, 2004

 
Pemilu Invalid

Tanya:

"UUD 45 dan Pancasila itu sebagai yurisprudensi pokok atau sumber hukum tertinggi di dalam R I, sehingga merupakan sistem Negara R I, sehingga pula tidak bisa dipisahkan antara R I dengan UUD 45 dan pancasila, tetapi apa sebabnya masih ada saja yang kelihatannya penasaran sehingga rame-rame berkampanye lima tahun sekali dengan menganggap sebagai sarana pemilihan pimpinan Islam ?"

Jawab:

Tidak semua mengerti ! Lima kategori penyebab adanya yang penasaran, juga penyebab rame-rame berkampanye lima tahun sekali PEMILU di negara Pancasila?:

1). Ada yang tidak paham wawasan sejarah pancasila, dikiranya pancasila yang sehari sesudah 17 Agustus 1945 itu masih saja seperti pancasila yang sebelum penghapusan delapan kata dalam Piagam Jakarta. Mereka mengira bahwa dengan ideologi pancasila itu masih ada peluang untuk menegakkan hukum-hukum Al-Qur'an. Padahal negara yang ideologinya sudah pancasila itu berarti tidak ada tempat bagi Islam. Mereka tidak tahu bahwa ketuhanan dalam pancasila itu adalah tuhan yang tidak punya rasul, tidak pernah melarang dan tidak memerintah. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ali Murtopo(mantan menpen. RI ) ialah tuhan demokratis.

2). Ada yang tidak mengerti hukum, mengira bahwa undang-undang yang keluar dari badan legislatip ( DPR RI ) bisa menggantikan yurisprudensi pokok atau merobah sistem negara. Padahal sesungguhnya undang-undang yang dibuat oleh DPR RI itu cuma merupakan Diktum bisa berlaku selama tidak bertentangan dengan undang-undang (yurisprudensi) pokok yang merupakan konsiderant. Artinya, selama tidak bertentangan dengan sistem negara. Sedangkan sistem negara RI itu di antaranya ialah menjadikan pancasila sebagai dasar negara, yang telah menghapus kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya.

3). Banyak yang sudah tahu wawasan sejarah pancasila dan perundang-undangan di Indonesia. Kategori yang ketiga ini adalah orang-orang pintar, mengerti permasalahan yang sesungguhnya. Adapun mereka buat keramaian kampanye, itu dalam rangka berusaha menjadi anggauta DPR, atau karena kepentingan tersendiri yang bersifat duniawi dalam arti luas. Mereka juga sadar, bahwa menghadapi jatah kursi yang tidak berkampanye saja sudah jauh untuk mengimbanginya, apalagi menghadapi semuanya. Tapi, yang penting ialah dirinya dulu jadi anggaota DPR, dengan itu berebutlah untuk memiliki nomor calon jadi.

4). Ada yang tidak mau tahu masalah dan tujuan, yang tahu ialah perintah dari atasan, atau dari yang mereka idolakan. Jelasnya, percaya kepada yang di atas, atau simpati kepada yang diidolakan. Mereka ikut rame-rame hanya karena perintah.

5). Banyak yang terbawa situasi dan kondisi, dalam arti lain tertarik arus. Kategori yang terakhir ini tidak ada motip lain kecuali secara kebetulan ikut rame-rame sekedar hiburan pesta bergambar seragam. Dengan maksud yang seperti itu, maka selalu mengikuti warna lingkungan di mana mereka berada. Dan kategori terakhir ini, adalah yang paling banyak sehingga yang paling meramaikan.

So, mengapa mesti selalu ngotot dengan pemilu?
 
PENDEKAR KEHIDUPAN :

 
Dulu Dipuja, Sekarang Dicerca, Dulu Dicerca sekarang...Sama Saja

"Pesan Bapak, salam sayang dan salam rindu buat seluruh masyarakat di Aceh. Beliau bertanya apa masyarakat di sini baik-baik saja. Peu haba (apa kabar) bapak-bapak dan ibu-ibu," kata putri sulung mantan Presiden Soeharto ini dari atas panggung.

Nah ini saya kutip lagi ucapan dari Mbak T, pada kampanye PKPB di Aceh. Menarik memang mengamati kondisi kampanye sekarang ini, semua mengerahkan segala potensi untuk menarik pendukung sebanyak-banyaknya. Gile bener, saya lihat di TV waktu kampanye partai PKB, bagi-bagi uang 100 ribuan untuk yang joget di panggung. Kebayang yach kalau ada 10.000 yang joget dibagi semua, totalnya bisa sampai 1 M. Fenomena bagi uang ini, adalah salah satu bentuk keajaiban di Indonesia, sementara bagi orang lain uang segitu itu untuk ngedapetinnya susahnya minta ampun, tapi bagi segelintir orang... cingcai. Dapat darimana yach? ngak tahu ach.

Tanda orang yang lemah adalah dia tidak pernah menjadi diri sendiri, tetapi berlindung pada ketiak orang lain. Bener ngak?. Misalnya begini kita masuk ke daerah sarang preman, kita di cegat oleh sekelompok preman. "Loe darimana?" . "Orang sini Bang!". "Bohong loe, gw ngak pernah lihat loe, minta uang donk!". "Bang jangan macem-macemlah, nanti saya bilangin Bang Jamal, saya nich adeknya". Si preman ngak jadi minta uang, karena dia takut sama Bang Jamal, dia kan jagoan daerah itu.

Begitu juga dengan Mbak T tadi, dia mau berlindung pada kejagoan sang babeh dulu, cuma kalo Bang Jamal biasanya berkirim pesan dengan jurus maenponya, kalau jagoan ini dengan bahasa yang lebih halus, bahkan sangat mesra, "salam sayang" dan "rindu". Loh kenapa mesti takut dengan dua kata itu? mestinya kan suka. Siapa yang tidak mau disayangi dan dirindukan?

Lupa yach...atau pura-pura lupa. Siapa sich yang mau disayangi dan dirindukan oleh rejim? Siapa sich yang mau disayangi dan dirindukan kematian? ngak ada kan? jadi...kebangetan kalau ada yang joget-joget danggdut pada kampanye itu.

(Tapi pagi ini saya benar-benar merindu. Kemana yach?)
 
PENDEKAR KEHIDUPAN :
Tuesday, March 23, 2004

 
“Khusus kepada saudara-saudaraku di Aceh, bersabarlah. Bila kelak Cut Nyak memimpin negeri ini, tak akan saya biarkan setetes pun darah rakyat menyentuh Tanah Rencong yang begitu besar jasanya dalam menjadikan Indonesia merdeka. Kepada kalian saya akan berikan cinta saya…”. (M)

Sobat-sobat masih ingat ngak dengan ucapan itu? Ayo ingat-ingat lagi! Itu janji yang diucapkan sebagai pidato kemenangan sebuah partai di negeri yang kaya tetapi penduduknya miskin ini. Tapi sobatku tahu kan, akhirnya ceceran darah itu tetap mengalir deras, bahkan sangat deras, menyisakan pilu dan luka yang semakin menganga dan bekas luka itu akan membekas sepanjang hayat. Dua kali tercatat dalam sejarah rakyat Aceh di bodohi, masih ingatkan? Dulu ketika sang Bapak berkuasa, rakyat Aceh juga di beri janji untuk bisa menjalankan syariat Islam. Tapi apakah yang terjadi?

Sekarang ini lagi maraknya pemilu. Seperti biasa pemilu tanpa janji seperti kurang afdhol. Maka janji manis, janji palsu dan janji jadi jadian pun pada diobral, seharga kaos partai yang tidak bermerk itu. Coba kalau kaos partai buatan Adidas, Nike, mungkin saya mau. Layaknya orang yang jatuh cinta, kampanye tanpa janji, adalah kosong, tanpa harapan, tanpa mimpi yang ingin terwujud. Begitu juga orang yang sedang kasmaran, tanpa janji kesetiaan, apalah yang bisa dipegang. Mungkin...kalo orang yang jatuh cinta, janjinya masih merdu untuk didengar, tapi janji politik tak sedaplah ditelinga.

Janji bisa diucapkan siapa saja. Baik dalam keadaan sadar maupun tidak sadar. Baik dengan itikad ingin dilaksanakan maupun gombal belaka. Baik yang dengan mengucapkan asma Allah maupun tidak. Itulah janji. Mungkin juga pada awal mengucapkan janji itu ingin memenuhi janji itu, tapi apa daya kalau udah lama suka kena penyakit lupa.

Kalau dianalogikan sebuah keluarga, ada seorang anak yang terus-menerus minta dibelikan sesuatu pada ibu bapaknya. Tapi bapak/ibunya itu, karena mungkin sibuk, tetapi bukan karena tidak punya uang, akhirnya menjanjikan akan membelikan barang itu, seandainya bapak/ibunya telah naik pangkat. Sekarang bapak/ibunya naik pangkat ke tempat basah. Bapak/ibunya lupa akan janji, dasar orang tua brengsek, bukannya dipenuhi janjinya, eh malah mengirim tank-tank pembunuh, matilah ribuan orang disana, tega nian dikau orang tua, bagaimana nasib anaknya kelak?



 
PENDEKAR KEHIDUPAN :
Monday, March 22, 2004

 
Dust in The Wind

Awalnya saya tertarik memuat situs ini karena seringnya chat di webnet #hawariyun, alhamdullilah saya kenal banyak orang. Semua sobat-sobat membuat situs, dengan kreasinya masing-masing, sehingga kita bisa saling link satu sama lain dan bisa saling berkunjung.

Tapi sekarang ini room sepi ngak ada penghuninya, nick saya juga udah drop semua. Tapi sepertinya roomnya tetap eksis, meskipun jadi room hantu....hiiiiiiiiii. Foundernya juga udah lama menghilang, juga Ayunda nun jauh disana, sudah lama tidak muncul baik di irc maupun di ym.

Seneng juga bisa ketawa bersama-sama di kala hati senang, dan bisa sedih ketika mendengar cerita pilu, dan hmmm.....rindu di kala menanti kehadirannya. Semuanya terkenang selalu.... ada rindu, ada kehangatan, ada keceriaan, ada persahabatan, ada persaudaraan....ada cinta kasih disana, yang akan kukenang dan telah mengisi bagian hidupku.

Kalo boleh saya berharap semoga saya bisa ketemu langsung dengan mereka semuanya, di dunia nyata. Ada keinginan dalam diri saya untuk berbagi dengan mereka, secara langsung. Sehingga dunia maya ini tidaklah penuh oleh keniscayaan tapi oleh sesuatu yang dapat dibuktikan.

Dunia maya adalah sarana, bukan merupakan tujuan akhir dari semuanya, dunia maya ini adalah alat, dunia maya ini adalah awal, awal dari dunia sebenarnya. Sungguh saya berharap seperti itu.

Sobat-sobat ternyata maya bukanlah segalanya, kita butuh media lain untuk berkreasi, berinteraksi, dan berkarya. Lihatlah sekeliling kita, mungkin tak lebih jaraknya 10 meter dari rumah gedungmu yang indah, ada anak yang mengais-ngais sisa makanan, pengemis yang meminta-minta. Mungkin nyanyian nasyid itu begitu indah terdengar lewat voice yang bagus, tapi tidaklah terdengar merdu, karena bunyi keroncongan dari perut-perut yang lapar. Saatnya kita berkarya nyata.

Begitulah keadaannya, ternyata kita tidak sebahagia dan seenak yang kita kira, hidup tetaplah sesuatu yang nyata, hidup tetap butuh perjuangan dan pengorbanan.

Perginya semua sobat maya, bagaikan debu dalam angin, tertiup entah kemana? menghilang?

Selamat berkarya sobat-sobat. Teruntuk salam bagi semuannya. Suatu saat kita akan ketemu lagi.
 
PENDEKAR KEHIDUPAN :
Saturday, March 06, 2004

 
Sebenarnya saya tidak menulis artikel ini, cuma memberikan judul saja, so selamat membaca saja:
-------------------------------------------------------------------------
APA PARTAI PILIHAN ANDA ?
SIAPA CAPRES PILIHAN ANDA ?
ATAUKAH ANDA PUNYA PILIHAN LAIN ?
SEMUANYA TERSERAH ANDA ?

Nah kalau diperhatikan dari para calon Presiden Negara RI-Jawa-Yogya ini, dimulai dengan Abdurrahman Wahid dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Akbar Tandjung dari Partai Golkar, Amien Rais dari Partai Amanat Nasional (PAN), Hamzah Haz dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Megawati dari PDI Perjuangan (PDIP), Susilo Bambang Yudhoyono dari Partai Demokrat, Yusril Ihza Mahendra dari Partai Bulan Bintang, Siti Hardiyanti Rukmana dari Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), Rachmawati Soekarnoputri dari Partai Pelopor, Sukmawati Soekarnoputri dari PNI Marhaenisme, Zainudin MZ dari Partai Bintang Reformasi, Nurcholish Madjid tidak punya partai, Muchtar Pakpahan dari Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD), Adi Sasono dari Partai Merdeka, Hidayat NurWahid dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Abdullah Gymnastiar tidak punya partai, Erros Djarot dari Partai Nasional Benteng Kemerdekaan, Edi Sudrajad dan Try Sutrisno dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Oesman Sapta Odang dari Partai Persatuan Daerah, Ruyandi Hutasoit dari Partai Damai Sejahtera (PDS), Ryaas Rasyid dari Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan (PPDK), Sjahrir dari Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB), Sri Sultan Hamengku Buwono & Surya Paloh & Muhammad Jusuf Kalla & Aburizal Bakrie & Wiranto & Prabowo Subiyanto dari Partai Golkar dan Yapto Soerjosoemarno dari Partai Patriot Pancasila.

Adapun yang 24 partai politik itu adalah 1. PNI Marhaenisme , 2. Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD), 3. Partai Bulan Bintang (PBB), 4. Partai Merdeka, 5. Partai Persatuan Pembangunan (PPP), 6. Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), 7. Partai Indonesia Baru (PIB), 8. Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK), 9. Partai Demokrat, 10. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), 11. Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI), 12. Partai Persatuan Nadhlatul Ummah Indonesia, 13. Partai Amanat Nasional (PAN),14. Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), 15. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),16. Partai Keadilan Sejahtera (PKS), 17. Partai Bintang Reformasi (PBR), 18. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP),19. Partai Damai Sejahtera, 20. Partai Golkar, 21. Partai Patriot Pancasila, 22. Partai Sarikat Indonesia, 23. Partai Persatuan Daerah, 24. Partai Pelopor.

Ternyata setelah saya perhatikan, teliti dan saring dari 24 Partai Politik yang bisa ikut pemilihan umum tahun 2004 dan dari para nominator calon Presiden di negara RI-Jawa-Yogya sampai detik ini, tidak ada satupun yang punya kemampuan untuk menyelesaikan kemelut Aceh dan Papua dengan penyelesaian yang adil, utama dan bijaksana.

Dimana para nominator Capres tersebut diatas hanyalah baru sampai kepada ingin menduduki kursi Presiden dan wakil Presiden di negara RI-Jawa-Yogya saja, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang cukup penting dan utama yaitu penyelesaian kemelut di Negeri Aceh dan di Papua.

Coba perhatikan saja, dari nama-nama Capres yang sampai detik ini sudah dipajang secara umum dari mulai Abdurrahman Wahid yang populer dipanggi Gus Dur, Megawati, Hamzah Haz, Susilo Bambang Yudhoyono, Amien Rais, Akbar Tandjung, Yusril Ihza Mahendra dan Sri Sultan Hamengku Buwono yang mereka sampai detik ini sedang memegang roda Pemerintahan Negara RI-Jawa-Yogya. Dimana mereka ini satupun tidak mampu menyelesaikan kemelut di Negeri Aceh dan di Negeri Papua.

Adapun para nominator Capres lainnya yang lebih dari duapuluh orang itu, saya tidak melihat adanya visi dan misi yang terang dan jelas mengenai bagaimana pemecahan di Negeri Aceh dan di Negeri Papua.

Coba saja kalau tidak percaya bahwa mereka para nominator Capres di Negara RI-Jawa-Yogya ini tidak mampu menyelesaikan kemelut di Aceh dan Papua secara adil, utama dan bijaksana.

Kita tanyakan kepada mereka, adakah para nominator Capres RI-Jawa-Yogya untuk menjadi Presiden periode tahun 2004-2009 berani secara jujur dan benar memberikan kebebasan kepada seluruh rakyat Aceh dan Papua untuk memberikan sikap dan suaranya dalam menentukan nasib mereka sendiri dimasa depan melalui pemberian suara menerima hidup bersama dibawah perintah Pemerintah Pusat RI-Jawa-Yogya bersama TNI/POLRI-nya atau siap menentukan nasib sendiri mengatur negeri sendiri dibawah pimpinan Pemerintahan sendiri ?.

Saya yakin seribu yakin, bahwa para nominator Capres RI-Jawa-Yogya ini akan menjalankan kebijaksaan politik, keamanan dan pertahanannya sama seperti yang sedang dijalankan oleh Pemerintahan Megawati Cs bersama dengan TNI/POLRI-nya.

Nah, kalau kebijaksanaan Pemerintah yang akan datang ini tidak berbeda dengan kebijaksanaan Pemerintah Megawati Cs sekarang ini mengenai penyelesaian Negeri Aceh dan Papua, maka sudah dipastikan kemelut di Aceh dan Papua tidak akan bisa diselesaikan.

sumber : http://www.dataphone.se/~ahmad

 

N. Ali Akbar/Male/26. Lives in Indonesia/west java/bandung, speaks Indonesian and English. Eye color is black. I am average looking. I am also ambitious. My interests are shorinji kempo/reading.
This is my blogchalk:
Indonesia, west java, bandung, Indonesian, English, N. Ali Akbar, Male, 26, shorinji kempo, reading.

My Feel today: The current mood of n3ndy at www.imood.com

Brown Belt WSKO (World Shorinji Kempo Organization)

"If all the trees in the earth were pens, and the sea, with seven more seas to replenish it (with ink), the Words of Allah would never end. Allah is the Almighty, the Wise" (QS Lukman : 27)

This page is powered by Blogger