PENDEKAR KEHIDUPAN :
Saturday, October 16, 2004

 
Semusim lebih
Dua hari sudah di bulan ramadhan ini aku lalui, hari ini timun suri dicampur kelapa muda ditambah gula merah jadi minuman untuk buka puasa. "Alhamdullilah, dahaga pun hilang...". "Terima kasih Ya Allah, atas nikmat dan kekuatan yang Kau berikan, sehingga aku dapat melalui dua hari ini dengan baik, semoga amal ibadahku diterima disisiMu".
Di meja makan yang sama seperti hari kemarin kami berkumpul, sekarang hanya bertiga, dua orang yang kemarin sedang pulang ke rumahnya masing-masing. Semua lelaki itu diam, entah kekenyangan atau memikirkan sesuatu. Terlebih aku, sepi menyelinap di kalbu. Entah sudah berapa bulan puasa aku selalu di tempat orang. Lebih dari separuh usia hidupku. "Hmm..mau makan apa Mas?" tanya kawanku. "Nanti ajah, masih kenyang nich" jawabku pelan. Temanku yang satu lagi mengusulkan untuk makan di restoran fast food, tetapi mereka tetap tidak beranjak dari tempat duduknya. Urusan makan bagi kami selalu menjadi urusan sendiri, kadang malah terasa merepotkan, namanya saja jauh dari keluarga.

Kami duduk satu meja dikarenakan bekerja di perusahaan yang sama. Dan sama-sama orang yang suka tinggal di kantor sampai larut malam, dikala orang lain bergegas menuju rumahnya masing-masing. Aku sendiri bukan tidak ingin cepat pulang, toch tidak ada yang menanti di rumah, jadi lebih lama di tempat kerja tidak menjadi masalah. Aku cepat pulang dari kantor jika ada pekerjaan lain atau pulang kampung menemui ibu. Jika tidak, kantor lebih nyaman untuk ditinggali. Kadang aku berpikir enak juga seandainya ada yang menanti kehadiran kita, pulang ke rumah terasa bermakna. Pikiran itu aku tepis pelan-pelan, meskipun aku sangat ingin, aku masih harus sabar dalam penantian tak bertepi ini, sampai ada keputusanNya jalan yang harus kutempuh.

Ibarat lirik sebuah lagu, semusim telah kulalui tanpa dirimu. Semusim lebih aku menanti. Dalam sebuah penantian, merindukan bunga tumbuh dan menyebarkan pesonanya kembali. Bunga itu sedang layu. Sulit dan berat memang menempuh cita-cita. Namun semua itu adalah resiko. Ya aku akan menjalaninya semampuku.

Masih panjang untuk menyelesaikan bulan Ramadhan ini, masih banyak kemungkinan, dan aku harap banyak perubahan berarti di bulan mulia ini. Semoga hikmah Ramadhan sampai padanya, dan dia dikembalikan kepadaku olehNya. Kekuatan dan kemuliaan bulan ini aku harap menjadi berkah buatnya, dia kembali seperti sediakala untuk merengkuh cita-cita yang tak lekang di dalam hati.

Angin sampaikan padanya...masih ada aku disini.
 
PENDEKAR KEHIDUPAN :
Tuesday, October 05, 2004

 
Jika
Jika hari ini aku menangis
.....karena saat inilah kesedihanku yang terdalam
Jika hari ini aku berputus asa
.....karena saat inilah daya upayaku melemah
Jika hari ini aku hampir menyerah
.....karena saat inilah beban dipundakku semakin berat
Jika hari ini aku pergi
.....karena saat inilah tiada tempat bagiku lagi
Jika hari ini aku merana
.....karena saat inilah kerinduanku tidak tertahankan
Jika hari ini aku kecewa
.....karena saat inilah kegagalanku yang terdalam

dan

JIka hari ini aku .....
.....karena saat inilah kehidupanku hampa

(Bandung, 5 Oktober 2004...)
 

N. Ali Akbar/Male/26. Lives in Indonesia/west java/bandung, speaks Indonesian and English. Eye color is black. I am average looking. I am also ambitious. My interests are shorinji kempo/reading.
This is my blogchalk:
Indonesia, west java, bandung, Indonesian, English, N. Ali Akbar, Male, 26, shorinji kempo, reading.

My Feel today: The current mood of n3ndy at www.imood.com

Brown Belt WSKO (World Shorinji Kempo Organization)

"If all the trees in the earth were pens, and the sea, with seven more seas to replenish it (with ink), the Words of Allah would never end. Allah is the Almighty, the Wise" (QS Lukman : 27)

This page is powered by Blogger