PENDEKAR KEHIDUPAN :
Sunday, July 24, 2005

 
Hard to begin...
Hancurnya sebuah rencana yang kita bayangkan akan terwujud adalah sesuatu hal yang sangat menyedihkan. Sebagai orang yang mempunyai keyakinan bahwa segala sesuatu ada yang mengatur dan menentukan akhirnya kita hanya dapat menyerahkan diri kepadaNya. TakdirNyalah yang membuat suatu rencana berhasil atau tidak.

Secara sederhananya fase kehidupan manusia dapat dibagi menjadi: lahir, kawin & mati. Fase-fase itu sangat menentukan bagi kehidupan manusia. Ketika manusia lahir, maka akan timbul suatu kewajiban akibat kelahiran manusia itu sendiri. Begitu juga ketika kawin dan mati, selalu disertai kewajiban setelahnya.

Moment perkawinan bagi manusia adalah suatu hal yang sangat membahagiakan bai manusia, dibandingkan dengan dua moment yang lainnya. Banyak proses yang mesti dijalani sampai adanya upacara yang dapat dilakukan secara besar-besaran untuk merayakannya. Untuk upacara kelahiran apalagi kematian, moment ini tidak sebesar moment yang pertama tadi. Mungkin ada beberapa perkecualian disini.

Oleh karena itu kegagalan mewujudkan suatu perkawinan adalah sesuatu hal yang sewajarnya bagi seseorang untuk bersedih hati, apalagi hilangnya kesempatan untuk mewujudkannya hilang sama sekali. Tidak ada kesempatan kedua, karena satu dan lain hal. Kalau misalnya hanya tertunda itu secara umum tidak menjadi masalah.

Layaknya roda pedati yang mesti diputar untuk bisa bergerak maju, kehidupan pun mesti berputar karena sebenarnya sang waktu mendorong kita menuju suatu titik moment kehidupan kita yang terakhir, yaitu mati. Suatu perkawinan berbeda dengan kelahiran dan kematian yang pasti terjadi, perkawinan adala suatu pilihan, mau diletakan dimana? Di tengah-tengah antara kelahiran dan kematian, ataukah di tiga perempat kehidupan terakhir atau tidak sama sekali? Kita sendiri yang menentukan. Bagi kita yang tidak tahu di terminal mana kehidupan ini akan berakhir, layaknya jika mempercepat proses suatu perkawinan itu sendiri sehingga kita dapat tenang menanti moment kita yang terakhir. Tiga fasa kehidupan manusia.

Di balik terjadinya suatu perkawinan banyak sekali unsur-unsur penyusunnya. Sangat tidak sederhana bahkan cenderung rumit. Namun bukan berarti sukar tetapi tidak mudah untuk mewujudkannya. Jika kita gagal satu atau dua kali mewujudkan suatu perkawinan, kita harus bangkit dua atau tiga kali untuk mewujudkannya kembali. Bahkan ketika sepuluh kali kita gagal, sebelas kali pulalah kita harus mencoba kembali.

Moment itu suatu saat pasti akan terwujud, tetapi untuk bangkit dari suatu kegagalan dan memulainya kembali, akan sangat sulit. Hard to begin...!

Bandung, 24 Juli 2005

"Dengan penuh kenangan kepada seseorang yang tidak pernah hilang di hati. Selamat jalan sayang...Jadilah bidadari di taman keindahan"
 

N. Ali Akbar/Male/26. Lives in Indonesia/west java/bandung, speaks Indonesian and English. Eye color is black. I am average looking. I am also ambitious. My interests are shorinji kempo/reading.
This is my blogchalk:
Indonesia, west java, bandung, Indonesian, English, N. Ali Akbar, Male, 26, shorinji kempo, reading.

My Feel today: The current mood of n3ndy at www.imood.com

Brown Belt WSKO (World Shorinji Kempo Organization)

"If all the trees in the earth were pens, and the sea, with seven more seas to replenish it (with ink), the Words of Allah would never end. Allah is the Almighty, the Wise" (QS Lukman : 27)

This page is powered by Blogger