PENDEKAR KEHIDUPAN :
Friday, May 08, 2009

 


Semilir angin berhembus melewati daun jendela besar, saking besarnya jendela itu lebih mirip pintu rumah. Rumah besar yang seluruhnya terbuat dari kayu jati, peninggalan jaman Belanda. Usianya mungkin sudah hampir seratus tahun. Halamannya luas dan posisinya strategis sehingga dapat melihat seluruh kota kecil di pedalaman hutan Sumatera. Hembusan angin menyadarkan lelaki muda yang duduk termangu di depan pintu. Matanya sayu melihat orang yang lalu lalang di depan rumah. Helaan napas seolah-olah menunjukkan beban berat lelaki itu. Keningnya berkerut, sedang berfikir.

Sejak awal aku ditempatkan di daerah terpencil ini, karena tidak adanya koneksi pada saat seleksi, akhirnya dia dibuang ke tempat sini. Dia bekerja di suatu unit pemerintah yang mengurusi benda-benda peninggalan sejarah tambang. Di suatu kota yang terpencil. Awalnya aku sempat bimbang antara pergi dan tidak, tetapi mengingat akan kebutuhan hidup, akhirnya dia memutuskan untuk pergi meninggalkan keluarga. Hampir sewindu dia tinggal di rumah kayu itu, yang oleh penduduk setempat dikenal sangat angker dan penuh hantu. Hari ini kantor libur sehingga sesiang itu dia belum menyempatkan diri mandi. Hari ini sangat panas, namun semilir angin sedikit menyejukan dirinya. Rumah itu mempunya ventilasi yang sangat baik, dengan jendela-jendela sebesar pintu, dengan atap yang tinggi, ciri khas rumah jaman Belanda. Sehingga di dalam rumah tidak terlalu panas seperti di lapangan di luar sana. Hujan sudah lama tidak turun, sehingga halaman depan sedikit berdebu.

Sejak tadi dia diam termangu di depan jendela. Aku mengingat ibunya yang sudah tua di kampung halamanya di pulau Jawa. Dia juga teringat akan kekasih hatinya yang terpisah jarak yang jauh. Hubungan jarak jauh yang dia lakukan saat ini membuat dia tersiksa di saat rindu yang memuncak. Sudah hampir dua bulan ini dia tidak pulang, karena bulan lalu keuangannya tersedot untuk biaya pengobatan orang tuanya.

Aku perlahan bangkit dan menghembuskan nafas untuk menahan kerinduan yang masih mengganjal di dada. "Ya Allah kuatkan hambaMu ini.."desahnya.
 

N. Ali Akbar/Male/26. Lives in Indonesia/west java/bandung, speaks Indonesian and English. Eye color is black. I am average looking. I am also ambitious. My interests are shorinji kempo/reading.
This is my blogchalk:
Indonesia, west java, bandung, Indonesian, English, N. Ali Akbar, Male, 26, shorinji kempo, reading.

My Feel today: The current mood of n3ndy at www.imood.com

Brown Belt WSKO (World Shorinji Kempo Organization)

"If all the trees in the earth were pens, and the sea, with seven more seas to replenish it (with ink), the Words of Allah would never end. Allah is the Almighty, the Wise" (QS Lukman : 27)

This page is powered by Blogger